Sunday, 27 July 2014

Menjadi “yang lain” Bukanlah Sebuah Kegagalan


Siang ini saya terpikir blog yang lama sudah terbengkalai dan mungkin karatan. Lanother, ketika saya memikirkan nama blog saya yang diberikan oleh sobat saya Jalu saya berpikir. Saya dulu pernah bertanya mengapa ia memberi nama blog ini demikian. Ia menjawab dengan sangat santai namun agak rumit 
sebenarnya.

“ Yo artine ki yang lain ngono kae, dadi awakdewe ki salah satu dari yang lain Yos.”

Dua tahun setelah nama blog tersebut disematkan saya baru tersadar makna sebenarnya dari kata tersebut. Menjadi “yang lain” yaitu bukan menjadi yang utama, menjadi orang di luar kelompok utama. Mungkin latar belakang Jalu memberi nama tersebut karena sebenarnya ia bukanlah orang yang pandai bergaul. Mengapa demikian? Ya biarlah kapan – kapan saya membahasnya.

Kembali ke topik kita tadi, menjadi “orang luar” itu tidak sepenuhnya gagal menurut saya. Memang kita tidak akan merasakan dinamika orang yang di dalam kelompok itu tapi kita bisa melihat dari sisi yang lain. Kebanyakan orang, dewasa ini sibuk membenarkan kelompok mereka tanpa pernah melihat dari berbagai sisi, termasuk bagaimana orang – orang di luar melihat mereka. Beruntunglah kita yang pernah berada “di luar”, setidaknya kita pernah melihat sesuatu dari sisi yang lain.



" Mungkin teori keseimbangan bagi manusia tidak hanya apa yang ia dapatkan setimpal dengan apa yang ia usahakan, tetapi juga ketika ia berani melihat sesuatu dari suatu sisi, ia harus berani melihat sesuatu dari sisi yang lain "



No comments:

Post a Comment