Kau tau, aku merasa bukan dengan lidah
yang setiap halnya masuk mulutku
kukunyah, lalu kutelan
bukan juga dengan hidung kawan
yang aku hirup
masuk dalam lorong-lorong gelap
dan kemudian dipompa kemana-mana
bukan juga dengan mata
yang aku rekam
lalu sepotong-sepotongnya membentuk cerita
yang kau pun tak tau kapan akhirnya
tapi, aku merasa dengan telinga
yang setiap suaranya aku dengar
lalu perlahan-lahan menggetarkan gendang
kemudian naik ke mata, berlari-lari diatasnya dan membuatnya memerah
lalu terjun ke mulut dan mengikat lidahku hingga aku membisu
tak lama ia berseluncur dan memenuhi rongga dadaku hingga membuatnya sesak
dan terakhir masuk ke hatiku..
sembari membawa sebilah pisau, dan menusuk-nusuknya pada dinding-dindingnya
No comments:
Post a Comment