Saturday, 5 March 2016

Pun Kau Tak Mau

Aku pernah bertanya-tanya,
jika semua luka bisa disembuhkan, mengapa orang masih takut terluka?
Bohong jika semua luka bisa disembuhkan.
Atau mungkin lebih tepatnya, bohong jika semua luka mau disembuhkan.

Jalan-jalanlah ke Mangkubumi,
Kutemani, kau pun tak mau.
Duduklah di angkringan pinggir jalan.
Aku anjurkan kau memesan kopi, pun kau tak suka.

Sembari kau sruput manis teh hangatmu, dengarlah yang tak ingin didengar.
Coba buka pintu telingamu.
Ada cinta yang menyebul keluar
dari asap-asap yang kau kata begitu jahat.

Kuceritakan padamu,
tentang hidup para marjinal, yang justru berumah lepas.
Kepalamu hanya mengangguk,
tapi kau dengar pun tak mau.

Kau minta kubercerita,
tapi mengerti pun, kau tak mau.

No comments:

Post a Comment