Tuesday, 29 November 2016

Sebuah Kenyataan di Balik Tidurku yang Terlampau Pagi

Pada kenyataannya, justru akulah yang begitu egois. Kuseret bau tanah sehabis hujan semalaman, suara-suara jangkrik di malam hari, kucing-kucing di dapur rumahku, temaram senja yang mengintip dari balik dedaunan, juga kuculik kamu dalam perjalanan panjang di antara rinai hujan, kubonceng mereka dalam gumpalan masalahku yang entah mana muaranya.

Televisi dan koran-koran banyak bercerita padaku mengenai pahlawan. Nyatanya mereka juga yang banyak menabur bohong dalam harap-harap kecil manusia. Dan dongeng mengenai pahlawan itu hanyalah omong kosong belaka. 

Yang tersisa hanya aku dan diriku sendiri. Juga keegoisanku untuk bertanya kembali "apakah ada waktu luang?" pada tanah, hujan, siang, malam, kucing di rumahku, musik di kanal youtube kesukaanku, larik-larik novel Sapardi, kertas-kertas kosong di dalam tasku, dan juga kamu.




Pada akhirnya aku harus mau belajar, bahwa aku harus menjadi pahlawan atas diriku sendiri.







Tapi, bukankah sekuat-kuatnya kita, kalau sendirian tak akan cukup?

No comments:

Post a Comment